ANAK KATAK YANG SOMBONG DAN ANAK LEMBU
Di tengah padang
rumput yang sangat luas, terdapat sebuah kolam yang dihuni oleh berpuluh-puluh
katak. Di antara katak-katak tersebut ada satu anak katak yang bernama Kenthus,
dia adalah anak katak yang paling besar dan kuat. Karena kelebihannya itu, Kenthus
menjadi sangat sombong. Dia merasa kalau tidak ada anak katak yang lainnya yang
dapat mengalahkannya.
Sebenarnya kakak Kenthus sudah sering menasihati supaya Kenthus tidak
bersikap sombong pada teman-temannya yang lain. Tetapi nasihat kakaknya
tersebut tidak pernah dihiraukannya. Hal ini yang menyebabkan teman-temannya
mulai menghindarinya, hingga Kenthus tidak mempunyai teman bermain lagi.
Pada suatu pagi, Kenthus berlatih melompat di padang rumput. Ketika itu juga ada seekor anak lembu yang sedang bermain di situ. Sesekali, anak lembu itu mendekati ibunya untuk menyedot susu. Anak lembu itu gembira sekali, dia berlari-lari sambil sesekali menjilati rumput yang segar. Secara tidak sengaja, lidah anak sapi yang dijulurkan terkena tubuh si Kenthus.
Pada suatu pagi, Kenthus berlatih melompat di padang rumput. Ketika itu juga ada seekor anak lembu yang sedang bermain di situ. Sesekali, anak lembu itu mendekati ibunya untuk menyedot susu. Anak lembu itu gembira sekali, dia berlari-lari sambil sesekali menjilati rumput yang segar. Secara tidak sengaja, lidah anak sapi yang dijulurkan terkena tubuh si Kenthus.
“Huh, berani makhluk ini mengusikku”, kata Kenthus dengan perasaan marah sambil
mencoba menjauhi anak lembu itu. Sebenarnya anak lembu itu juga tidak berniat
untuk mengganggunya. Kebetulan pergerakannya sama dengan Kenthus sehingga menyebabkan
Kenthus menjadi cemas dan melompat dengan segera untuk menyelamatkan diri.
Sambil terengah-engah, Kenthus sampai di tepi kolam. Melihat Kenthus yang
terlihat sangat lelah, kawan-kawannya terlihat sangat heran. “Hai Kenthus,
mengapa kamu terengah-engah, mukamu juga terlihat sangat pucat sekali,” tanya
teman-temannya.
“Tidak ada apa-apa. Aku hanya cemas saja. Lihatlah di tengah padang rumput itu. Aku tidak tahu makhluk apa itu, tetapi makhluk itu sangat sombong. Makhluk itu hendak menelan aku.” kata Kenthus..
“Tidak ada apa-apa. Aku hanya cemas saja. Lihatlah di tengah padang rumput itu. Aku tidak tahu makhluk apa itu, tetapi makhluk itu sangat sombong. Makhluk itu hendak menelan aku.” kata Kenthus..
Kakaknya yang baru tiba di situ menjelaskan. “Makhluk itu anak lembu. Sepengetahuan
kakak, anak lembu tidak jahat. Mereka memang biasa dilepaskan di padang rumput
ini setiap pagi.”
“Tidak jahat? Kenapa kakak bisa bilang seperti itu? Aku hampir-hampir
ditelannya tadi,” kata Kenthus. “Ah, tidak mungkin. Lembu tidak makan katak
atau ikan tetapi hanya makan rumput.” Jelas kakaknya lagi.
“Aku tidak percaya kakak. Tadi, aku dikejarnnya dan hampir ditendang
olehnya.” Celah Kenthus. “Wahai kawan-kawan, aku sebenarnya bisa melawannya dengan
mengembungkan diriku,” Kata Kenthus dengan bangga.
“Lawan saja Kenthus! kamu pasti menang,” teriak anak-anak katak
beramai-ramai.
“Sudahlah Kenthus. kamu tidak akan dapat menandingi lembu itu. Perbuatan kamu berbahaya. Hentikan!” kata Kakak Kenthus berulang kali tetapi Kenthus tidak mempedulikan nasihat kakaknya. Kenthus terus mengembungkan dirinya, karena dorongan dari teman-temannya. Sebenarnya, mereka sengaja hendak memberikan pelajaran pada Kenthus yang sombong itu.
“Sudahlah Kenthus. kamu tidak akan dapat menandingi lembu itu. Perbuatan kamu berbahaya. Hentikan!” kata Kakak Kenthus berulang kali tetapi Kenthus tidak mempedulikan nasihat kakaknya. Kenthus terus mengembungkan dirinya, karena dorongan dari teman-temannya. Sebenarnya, mereka sengaja hendak memberikan pelajaran pada Kenthus yang sombong itu.
Mujurlah Kenthus tidak apa-apa. Dia sembuh seperti sedia kala tetapi sikapnya sudah banyak berubah. Dia malu dan kesal dengan sikapnya yang sombong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar