Sejarah
Perkembangan Sastra Indonesia
PERKEMBANGAN SEJARAH SASTRAINDONESIA
TAHUN
1600-1933
ZAMAN PURBA
Pada
zaman purba masyarakat Indonesia mempunyai dua kepercayaan yang disebut
animisme dan dinamisme .Kepercayaan animism beranggapan bahwa hewan,manusia,
dan benda mati mempunyai roh.Kepercayaan dinamisme yaitu suatu kepercayaan
kepada benda mati dan benda hidup ,dianggap mempunyai kekuatan gaib dan dapat
mendatangkan kebaikan dan kerugian.Adapun sifat manusia pada zaman itu sangat
memuja alam ,sangat mematuhi adat istiadat yang telah ditentukan bersama ,dan
sangat memiliki sifat gotong-royong yang tinggi,menutup diri terhadap
masyarakat luar ,dan tidaksudi mengadakan pembaharuan atau bersifat
statis.Sifat kesusastraan yang menyebar pada waktu itu berkisar tentang dongeng
–dongeng hantu ,cerita-cerita gaib,kesaktian yang irasional,tidak dapat
ditangkap dengan akal sehat,normal.Kesusastraan yang dihasilkan terdiri dari
sastra lisan dan tulisan.Sastra tulisan ditulis pada daun lontar atau pada batu
tulis .Sastra yang dihasilkan yaitu terjadi pada zaman sebelum kedatangan agama
Hindu dan agama Islam.Adapun kesusastraan lisan yaitu sasra yang disampaikan
dari mulut ke mulut.Adapun ciri-ciri sastra lisan sebagaimana dikemukakan oleh
Dr.Faruk dan Dr.Suminto.A.Sayuti .Yaitu 1).Sastra lisan banyak menggunakan
pengulangan berpola ,baik dalam hal satuan informasi maupun satuan
ekspresi,2).Pada satuan ekspresi dan satuan informasi sasra lisan cenderung
pendek,3).Pola satuan ekspresi dan satuan informasi yang tampak panjang
cenderungdi potong pendek-pendek,4).Sastra lisan cenderung menggunakan kata
penghubung penjumlahan ,kata penghubung keserempakan dan urutan waktu,sebagai
hubungan yang paling tampak di permukaan daan paling mudah diingat,5).Sastra
lisan banyak menggunakan kata-kata yang bersifat sinonim ,sehingga sastra
tersebut mengutamakan keterlibatan pada kehidupan(Faruk dan Sayuti,1998:121).
Berdasarkan pendapat di atas,jadi sastra lisan ialah hasil sastra yang
dihasilkan oleh manusia yang berhubungan erat dengan tata kehidupan yang
berbentuk ekspresi maupun yang berbentuk informasi ,sebagai salah satu contoh
bentuk sastra lisan seperti dongeng-dongeng,mantera-mantera,cerita pantun
.Dalam hal ini James Dananjaya mengemukakan bahwa sastra lisan terdiri :
a).bahasa rakyat (talk speech) seperti logat ,julukan ,pangkat tradisional,dan
title kebangsawanan, b).ungkapan tradisional seperti peribahasa ,pepatah dan
pomeo,
c).pertanyaan tradisional seperti teka-teki ,
d ).puisi rakyat seperti
pantun,gurindam,dan syair,
e).cerita prosa rakyat seperti,mite,legenda,dan
dongeng,
f ).nyanyian rakyat (Dananjaya,1991:21-22)
Sifat kesusastraan yang dihasilkan pada zaman tersebut yaitu sebagai
berikut:
1.
Sesuai dengan kepercayaan
mereka,pada zaman itu banyak cerita-cerita tentang hantu,jin,baik dalam puisi
maupunprosa.
2.
.hidupnya statis,maksudnya perubahan
–perubahandalam bentuk dan isi hampir tidak ada ,kalaupun ada sangat lamban
3.
Pada umumnya tidak diketahui
pengarangnya dan karangannya tidak menggambarkan keaslian pribadi
pengarang,karena orang-orang harus tunduk kepada kebiasaan yang berlaku pada
waktu itu disampaikan secara lisan dan turun temurun dari mulut ke mulut ,baik
yang berupa prosa maupun puisi.Berdasarkan penelitian ahli sastra ,karya lisan
pada umumnya mengandung unsure-unsur puisi,yaitu semacam a.)mantra,b)bidal,c)
pantun kilat,d) pantun ,e) pantun berkait dan f) talibun.
Sebelum
kedatangan agama Hindu kesusastraan pada zaman purba menghasilkan:
-cerita-cerita
tentang hantu
-dongeng-dongeng
binatang yang hidup dan bertingkah seperti manusia
-mantera-mantera
untuk mengusir roh jahat
-drama
purba berupa:cerita wayang ,seperti wayang golek,wayang kulit.
Perkembangan sastra setelah kedatangan agama Hindu hasil sastranya berupa :
-Cerita-cerita
binatang terjemahan dari bahasa India
cerita-cerita
raksasa
-Cerita
Mahabarata dan Ramayana
-Mantera
yang dimasuki unsur kehidupan
-Puisi
berbentuk seloka(India)gurindam,pantun.
Setelah kedatangan Islam kesusastraan Indonesia menghasilkan :
-Cerita
tentang binatang terjemahan dari hikayat Bayan Budiman
-Terjemahan
dari cerita Parsi Seribu Satu Malam ,Ali Baba ,Abu Nawas
-Mantera
yang mengandung keislaman dengan dimasukannya ayat-ayat Al-Qur an
-Puisi
berbentuk bidal ,yaitu peribahasa ,pepatah,tamsil,ibarat,dan perumpamaan .
-Puisi
berbentuk syair (dari Arab)
-Bahasa
berirama / cerita-cerita pelipur lara.
-Cerita-cerita
tentang nabi.
SEJARAH
PERKEMBANGAN SASTRA PADA ZAMAN BALAI PUSTAKA
Balai Pustaka adalah salah satu penerbit yang didirikan oleh pemerintahan
Belanda di Jakarta dipimpin oleh Dr.G.A.J.Hazeu .Badan ini tadinya bernama “Commissie voor de volkslectuur” bertugas mengumpulkan cerita –cerita rakyat dan
menerbitkannya dalam bahasa melayu dan bahasa daerah.Pada tahun 1917 badan ini
diubah menjadi Balai Pustaka.Atas usaha Balai Pustaka pada tahun 1918
berdirilah Taman Bacaan Rakyat yang pertama berbahasa Melayu .Roman yang
pertama terbit yang berbahasa Melayu yaitu “Roman Azab dan Sengsara” tahun 1920 karya Merari Siregar ,dan roman lain pun
termotivasi oleh Merari Siregar yaitu “Siti Nurbaya karya Marah Rusli .
Keberadaan Balai Pustaka sangat positifterhadap perkembangan bahasa melayu
menjadi bahasa Indonesia,hal ini terbukti dapat:
1)
Memberikan kesempatan kepada
pengarang bangsa Indonesia untuk menulis cerita ciptaanny dalam bahasa Melayu
2)
Memberikan kesempatan kepada rakyat
Indonesia untuk membaca hasil ciptaan bangsanya sendiri dalam bahasa Melayu
3)
Menciptakan hubungan antara
sastrawan dengan masyarakat sebab melalui karangannya sastrawan melukiskan
hal-hal yang dialami oleh bangsanya dan menjadi cita-cita bangsanya
4)
Balai Pustaka dapat memperkaya dan
memperbaiki bahasa melayu sebab diantara syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh
kalangan yang diterbitkan di Balai Pustaka ditulis dengan bahasa Melayu yang
baik dan terpelihara (Suhendar, 1998:30-31). Selain itu sastra daerahpun tidak
mau kalah buktinya pada tahun 1914 Daeng Kanduruan Ardiwinata berhasil
mengarang roman yang berjudul Baruang Ka Nu ngarora dan setahun kemudian
terbit karya sastra terjemahan yaitu Si Jamin Dan Si Johan yang disadur oleh Merari
Siregar .
Pertemuan sastrawan pada masa Balai Pustaka berisi kritikan
tak langsung terhadap adat dan kebiasaan buruk yang ada di masyarakat yang
tidak sesuai dengan keadaan jaman misalnya kawin paksa. Roman yang termashur
pada masa itu adalah Salah Asuhan. Roman tersebut mengulas tentang pertentangan
antara kaum muda dan kaum tua dalam hal pernikahan.
Latar belakang lahirnya Balai Pustaka ialah 1) Pemerintah
jajahan mendirikan Taman Bacaan Rakyat untuk keperluan rakyat dalam
rangka melatih keterampilan membaca, 2) Pemerintah jajahan mengusahakan
mengumpulkan cerita rakyat, membuka cerita rakyat, menerjemahkan cerita
dari bahasa asing, dan memberikan kesempatan pada pengarang muda untuk
menerbitkan karangannya dengan ketentuan-ketentuan; tidak boleh berbau politik,
tidak boleh menyinggung perasaan keagamaan seseorang, dan bahasa serta ejaannya
yang baik (Murtilah dkk, 1981:14).
Adapun sifat karangannya yang ada pada prosa (roman)
yaitu isinya pada umumnya merupakan tuntunan budi, Nampak ingin
mengajari pembaca, hampir sebagian besar pelakunya meninggal dunia, nama
pengarangnya dibubuhkan, temanya membahas mengenai kawin paksa, adat istiadat,
dan sesuai dengan syarat-ayarat yang ditentukan oleh pemerintah jajahan.
Karakter sastra dalam bentuk puisi tidak ada perubahan yang berarti dari yang
dihasilkan pada masa sebelumnya.
Demikianlah sejarah perkembangan sastra pada tahun 1920-an
dan pada waktu itu Ejaan Ch.A.Van Ophusyen.Sastra pada saat itu sangat
dinamis, karya sastra bercorak romantic idealistic artinya corak-corak baru
selalu kandas oleh adat lama, sehingga cita-cita tersebut hanya angan-angannya
saja. Itulah sebabnya Marah Rusli selalu para pelaku utamanya dimatikan
olehnya, bahasanya menggunakan bahasa Melayu baru, namun tetap dihiasi
ungkapan-ungkapan klise.
Adapun ciri sifat-sifat sastra pada masa Balai Pustaka
ialah:
.
a) pengarangnya masih menggunakan bentuk-bentuk puisi lama
b) puisi barat mulai digunakan oleh
penyair-penyair muda seperti Muh. Yamiin
c) bentuk roman yang paling dominan temanya perlawanan atau perjuangan terhadap
adat
lama misalnya kawin paksa.
SEJARAH
PERKEMBANGAN SASTRA ZAMAN PUJANGGA BARU
Zaman Pujangga Baru ialah salah satu periode sastrawan Indonesia
bersepakat untuk mencari jalan keluar dari kungkungan penjajah Belanda.Dengan
diam-diam pengarang muda Indonesia mencari jalan keluar bagaimana caranya
keluar dari kaum penjajah.Maka para sastrawan bersepakat mendirikan sebuah
organisasi baru yang diberi nama Pujangga Baru.Nama tersebut diambil dari
majalah yang diterbitkan pada tanggal 29Juli 1933.Penerbitan majalah tersebut
dipimpin oleh St Takdir Alisyahbana,Amir Hamzah,Armin Pane dan Sanusi Pane.
Menurut Pujangga Baru kesusastraan selain berfungsi untuk melaksanakan
atau menggambarkan tinggi rendahnya suatu bangsa ,juga untuk mendorong bangsa
tersebut kearah yang lebih maju.Pengarang Pujangga Baru banyak dipengaruhi
pujangga Belanda hal ini karena banyak pujangga Indonesia banyak dididik orang
Belanda,sekolah di Belanda.
Latar belakang lahirnya Pujangga Baru adalah sebagai berikut:
Adanya
pertemuan dengan bangsa Eropa ,yang menghasilkan dan memberikan pengaruh kepada
a)perkembangan politik,b)cara hidup,c) jalan pikiran,d) dan seni
sastra.Lahirnya Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 mengangkat bahasa Melayu
menjadi bahasa resmi di sekolah-sekolah.
Sifat kesusastraannya yang tadinya bertemakan kedaerahan sekarang meningkat
menjadi bertemakan nasional (kebangsaan).Bentuk maupun isi karangannya berubah
,bentuk puisi menghasilkan sajak ditikhon,terzina,quatrain,quint,sektet,septima,oktaf,dan
sonata.Setiap karangan memperlihatkan gaya bahasa pengarangnya.Nama
pengarangnya dibubuhkan pada hasil karanganya .Gaya bahasa dipengaruhi
kesusastraan Belanda dan isi karangannya dalam bentuk prosa membahas tentang
persamaan hak,kemajuan bangsa,pandangan hidup,cita-cita bangsa untuk
mendapatkan kemerdekaan.
PERKEMBANGAN SEJARAH SASTRA INDONESIA
TAHUN
1933-1970
PERIODE
1942 ZAMAN JEPANG
Zaman Jepang adalah suatu zaman dimana bangsa Indonesia selama 3,5 tahun
dijajah.Selama dipimpin oleh pemerintah Jepang,bangsa Indonesia diberikan
janji-janji muluk yang menyenangkan.Tahun 1943 Jepang mengumpulkan para
sastrawan Indonesia dan diberi nama “Kuimin Bunka Shidaseko ‘ (pusat
kebudayaan).Janji Jepang tidak dilaksanakan ,yang jelas hanya penyiksaan
,pengekangan,yang akhirnya rakyat Indonesia mengalami kemelaratan
,kemiskinan,juga ketakutan yang mendalam.
Karya sastra pada zaman Jepang diwarisi angkatan Pujangga Baru yaitu romantic
dan idialis tetapi karya tersebut bersifat “realitas dan kritis “.Perkembangan
sastra pada zaman itu dapat disebut sastra peralihan dari alam romantic dan
alam idialis menjadi alam realitas dan kritis .
ZAMAN
PERIODE 1945
Setelah
Jepang menduduki Indonesia pada tahun 1942,dengan segera mereka berusaha
melenyapkan segala sesuatu yang berbau kolonialis imperialis Barat.
Rosihan
Anwar memberikan nama kepada mereka yaitu angkatan 45 yang dimuat dalam majalah
Siasat tanggal 9 Januari 1945 ,patokan yang digunakan oleh angkatan 45 adalah:
a. Wujud
pernyataan lebih dipentingkan
b.
kepribadian seseorang hendaknya menjadi pegangan dan ukuran nilai mencipta
c.
nilai-nilai baru harus ditempatkan setelah nilai-nilai lama dihancurkan
d.
pencipta harus mempunyai kebebasan penuh dalam penciptaan pengarangnya
e. tekanan
difokuskan kepada kebudayaan dunia harus bersifat universal
Yang
menjadi pelopor dalam bidang puisi pada zaman angkatan 45 adalah Chairil
Anwar,sedangkan yang menjadi pelopor dalam bidang prosa adalah Idrus.
Karya
sastra angkatan 45 mempunyai cirri-ciri :
a.
Bentuk-bentuknya agak bebas dari
angkatan lain
b. Isinya dominan bercorak realita
c.
Jika perlu,bentuk harus tunduk
kepada puisi
d. Isi yang lebih dipentingkan bukan
kulitnya (bahasa)
Latar belakang lahirnya
angkatan 45 ada dua hal yaitu kekejaman penjajahan,dan penderitaan akibat
revolusi.Sifat kesusastraanya adalah :
1.
Isi cerita mengenai penderitaan
rakyat yang diakibatkan oleh kekejaman penjajahan Jepang yang dilanjutkan oleh
akibat perang merebut dan mempertahankan kemerdekaan .
2.
Bentuk karangan kebanyakan berbentuk
cerpen dan novel
3.
Bahasanya pendek-pendek tapi
padat,agak kasar,kurang memperhatikan peraturan tata bahasa dan ejaan
4.
Bentuk puisi melahirkan bentuk baru
yang meninggalkan segala peratuan persajakan yaitu disebut sajak bebas.Tema
karangan adalah mengenai hal-hal yang semula dianggap tidak penting(cerpen
tikus,celana pendek).Karangannya mendapat pengaruh dari para pujangga barat
seperti pujangga Rusia,Amerika,Italia,Spanyol,Prancis,Inggris
PERIODE TAHUN 1950
Periode 50 bukan hanya pengekor dari
angkatan 45 tetapi sudah merupakan survival atau penyelamat setelah mengalami
masa-masa kegoncangan.Ciri-ciri sastra angkatan 50 antara lain :
1.
Puisi kegiatan sastra telah meluas
ke pelosok Indonesia,tidak hanya terpusat pada Jakarta atau Yogyakarta.
2.
Kebudayaan daerah lebih banyak
diungkapkan demi mencapai perwujudan sastra nasional Indonesia
3.
Penilaian keindahan dalam sastra
tidak lagi didasarkan pada kekuasaan asing,akan tetapi pada peleburan antara
ilmu dengan pengetahuan asing dengan berdasarkan pada perasaan dan ukuran
nasional.
Menurut Ayip rosidi,angkatan 50
disebut angkatan terbaru sastrawan Indonesia,hal ini dilontarkan pada tahun
1960.Istilah ini menurut Ayip Rosidi bukan ciptaannya sendiri,tetapi dari
.ketua symposium sastra Pekan Kesenian Mahasiswa II tahun 1960(Nogro
Notosusanto .
Angkatan 50 adalah suatu angkatan
kesusastraan Indonesia modern yang terikat oleh kesatuan waktu dan
tempat.Tempatnya Indonesia,waktunya tahun-tahun pertama pada tahun 50.Angkatan
ini muncul saat dunia kesusastraan Indonesia dimendungi kemuraman masalah
krrritis,impasse,dan kelesuan.Para sastrawan muda yang baru muncul banyak
menulis tak banyak bicara .Karena itu angkatan 50 disebut angkatan kerja.
ANGKATAN 66
Angkatan 66 adalah suatu generasi
baru yang melakukan pendobrakkan yang disebabkan oleh
penyelewangan-penyelewengan yang besar-besaran yang membawa Negara ke jurang
kehancuran. Timbulnya hal tersebur diakibatkan karena adanya nafsu pribadi dan
tindakan tanpa ada perhitungan baik dalam politik, ekonomi, maupun kebudayaan,
sehingga masyarakat yang mengalami keruntuhan spiritual dan material demikian
Iskandarwssid (1998).
Menurut HB Jassin yang termasuk angkatan 66 adalah mereka yang tatkala
tahun 1945 berumur kira-kira 6 tahun dan baru masuk sekolah rakyat, jadi mereka
yang tahun 1966 kira-kira berumur 25 tahun. Mereka itulah yang giat menulis
dalam majalah Sastra dan Kebudayaan sekitar tahun 1955-an, seperti Kisah,
Siasat, Mimbar Indonesia Budaya Indonesia, Konfrontasi, Cerita Prosa, Sastra
dan Basis. Menurut HB Jasin angkatan 66 bukan hanya mereka yang menulis
sajak-sajak pada permulaan tahun 1966, tetapi juga mereka yang telah tampil beberapa
tahun sebelumnya juga termasuk. Peristiwa penting yang terjadi di Indonesia
yaitu ada dua, pertama tahun 1945 dan kedua tahun 1966. Than 1945 merupakan
momentum kemerdekaan sebagai yang dilontarkan Chairil Anwar yang berontak
tehadap penjajahan Jepang tahun 1943 dengan Aku ini Bintang Jalang dan kedua
angkatan 66 dengan momentum menegakkan keadilan dengan kejadian para penyair
dan para cendikiawan yang timbul suatu ledakan pemberontakan karena sekian lama
dijajah jiwanya dan diberikan janji-janji muluk. Angkatan 45 menjadikan dua
sumber ilhamnya dan mengutarakan sikapnya, sedangkan angkatan 66 mempunyai
nilai- nilai baru dalam kebudayaan daerah agar masuk ke tingkat nasional.
Angkatan 45 terlahir dari politik tetapi tidak mengitungkan politik,
sehingga dengan meninggalnya pelopor utamanya angkatan 45 menjadi kucar-kacir
mencari jalan sendiri –sendiri. Menurut Emil Salim angkatan 45 memberontak
terhadap rezim bangsa sendiri. Ciri kebudayaan angkatan 66 tidak terlepas dari
sebab-sebab timbulnya angkatan itu sendiri yaitu kebebasan, keadilan,
kebenaran, dan keutuhan.
Kesimpulan lahirnya angkatan 66 disebabkan:
1.
Karena politik dan
memperhitungkan politik
2.
Karyanya bernadakan keadilan
3.
Menegakkan Pancasila sebagai
falsafah kebudayaan
4.
Lahir dari akibat penindasan gak
asasi manusia
5.
Berorientasi ke dalam negeri
6.
Karyanya bersifat reasitas,
naturalita, dan eksistensialitas
7.
Merupakan wadah untuk para sastrawa,
ahli kebudayaanl, seniman, dan pelukis
Ciri karya sastra 1960 dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok, pertama kelompok antara 1960-sebelum tahun 1966, dan kedua tahun 1966-1970. Tahun 1960-1966
merupakan masa kejayaan para prngrang Lekra yang bernaung di bawah
naungan panji-panji PKI. Pada masa ini pengarang yang tidak tergabung di
dalam Lekra kurng berkembang kreatifitasnya Karen manifest kebudayaan yang
menjadi konsepsi plemikiran dilarang. Walaupun demikian mereka tetap berkarya,
dan menghasilkan puisi-puisi yang bercorak keagamaan. Masa 1966-1970 didominasi
oleh karya yang beraliran realism sosial kanan.Ciri puisi tahun 1960-an
menurut Waluyo (dalam Iskandarwassid, 1998:128) bahwa ciri-ciri struktur puisi
tersebut sama dengan puisi periode tahun 50-an Ciri-ciri puisi dapat dilihat
dari struktur fisik:
a.
Berbentuk balada
b. Menggunakan gaya tepetisi
c.
Menggunakan gaya-gaya slogan dan
tetorik
Struktur tematik:
a.
Bercorak kedaerahan
b. Masalah sosial; kemiskinan,
pengangguran, perbedaan kaya dan miskin, demonstrasi dan
c.
Keagamaan.
Ciri-ciri Prosa dan Drama.
Struktur fisik: karya ptosa fiksi dan drama tahun 60-an, msih menunjukan
struktur fisik konvensional Sumarjo(1992:308) mengatakan bahwa “kaidah mimiesis
dalam sastra masih dipatuhi dalam penulisan sastra drama tahun 1950-an dan
60-an di Indonesia. Hal ini menunjukan bahwa belum ada perubahandalam han
penokohan, alur, dan latar ceritanya. Bahkan menurut catatan Sumarjono ( 1992:
309) dari 55 ddrama yang ada sebanyak 45 drama memasang tokoh yang jelas
sekali nama, usia, wata, dan latar belakang sosiologisnya.
Struktur tematik:
Prosa fiksi dan drama tahun 1960-an menunjukkan cirri-ciri tema sebagai
berikut:
a.
Perjuangan (berlatar revolusi)
b. Kehidupan PSK
c.
Sosial
d. Kejiwaan
e. Keagamaan
Bebeapa pengaruh angkatan 66 di
antaranya: 1) Ajip Rosidi, 2) Mohamad Ali, 3) Toto Sudarto, 4) Alexander Leo,
5) NH dini, 6) Toha Muchtar, 7) Trisnoyuwono, 8) AA Navis, 9)Yisach Ananda,
10)Hartoyo Andang, 11) Ardan, 12) A Bastari Astin.
PERKEMBANGAN SEJARAH SASTRA
INDONESIA TAHUN 1970-2000
Pada periode ini beberapa peristiwa terjadi antara lain:
a.
Pada tahun 1970 H.B. Yassin
diadili. Majalah yang dipimpinnya dituduh memuat cerita pendek yang
menghina agama islam
b. Pada tahun 1973 penyair Sutarji
Calzoum Bachri mengumumkan kredo puisinya. Pada tahun ini muncul istilah
“aliran” Rawamangun dari MS Hutagalung.
c.
Pada tahun 1974 diselenggarakan
“Pengadilan” di Bandung. Pada bulan September diselenggarakan “Jawaban atas
Pengadilan Puisi”, yang delangsungkan di Jakarta.
d. Pada tahun 1975 diselenggarakan
diskusi besar cerita pendek Bahasa Indonesia, diadakan di Bandung.
e. Pada tahun 1970 muncul istilah
angkatan 70, dilontarkan oleh Dami N. Toha.
f.
Pada tahun 1980 Novel Bumi Manusia
dan Anak Semua Bangsa karangan Pramoedya Ananta
Toer dilarang oleh permerintah, demikian pula untuk novel-novel lainnya
(1985,1987 dan 1988)
g.
Pada bulan Agustus 1982 diadakan
Seminar Peranan Sastra dalam perubahan Masyarakat, diselenggarakan di Jadarta.
h. Pada tahun 1984 muncul masalah
“Sastra Kontekstual” serta jadi topic diskusi.
ANGKATAN 70
Angkatan 70 pertama kali
diperkenalkan oleh Dami.N.Toda,dalam kertas kerjanya.”Peta-peta perpuisian
Indonesia 1970-an dalam sketsa ‘ yang diajukan dalam diskusi sastra
memperingati ulang tahun ke-5 majalah tifa sastra di fakultas sastra UI(25 Mei
1977 ).Kertas kerja ini kemudian di muat dalam majalah Budaya Jawa(September
1977)dan satyagraha hoerip (ed)dalam “Sejumlah Masalah Sastra”(1982)
SASTRA ANGKATAN 2000
Kehadiran sebuah angkatan baru
dalam dunia sastra,tentu memiliki cirri-ciri tertentu .Misalnya ,sebuah
angkatan baru mendobrak kredo yang diyakini angkatan sebelumnya disamping
menampilkan wawasan estetiknya sendiri.Dengan kata lain ada tunggak khusus yang
membedakan angkatan yang satu dengan yang lain.Rata-rata angkatan baru sastra
Indonesia punya warna pengungkapan yang sama yaitu;terus terang,tidak basa basi
lebih berani,tidak konvensional,menembus batas bangsa dan Negara.Dengan
demikian,karya mereka dapat dikatakan berciri universal,dengan menampilkan
warna local.
KARYA SASTRA
Karya sastra tahun 60-an dapat
dikelompokan ke dalam dua kelompok.pertama antara tahun 60,sebelum 60,kedua
tahun 66-70.
Pada masa pertama (60-70) termasuk
masa kejayaan para pengarang LEKRA yang bernaung di bawah panji-panji PKI.Pada
masa itu para pengarang yang tidak tergabung di dalam LEKRA kurang berkembang
kreativitasnya,karena manifes kebudayaan yang menjadi konsepsi pemikiran
dilarang.Walaupun demikian mereka tetap berkarya dan menghasilkan puisi-puisi
yang bercorak keagamaan.
Pada masa 66-70,didominasi oleh
karya yang beraliran realism sosial kanan Waluyo(dalam Iskandarwasid,1988;128).Dalam
membicarakan cirri karya sastra masa 60-an ,lebih banyak membahas tentang cirri
puisi.
Ciri- sastra tahun 1970-an,para
pengarang sangat bebas bereksperimen dalam penggunaan bahasa dan bentuk,tidak
seperti sebelumnya,tidak bebas,terikat dan tertekan dengan berbagai aturan yang
harus dilaksanakan.
Struktur Fisik pada tahun
1970-sekarang
Struktur fisik puisi
1.
Puisi bergaya mantera menggunakan
sarana kepuitisan
2.
Puisi kongkret sebagai eksperimen.
3.
Banyak menggunakan kata-kata daerah.
4.
Banyak menggunakan permainan bunyi
5.
Gaya penulisan yang prosaic
6.
Menggunakan kata yang sebelumnya
tabu
Sruktur
tematik
1.
Protes terhadap kepincangan
masyarakat pada awal industriliasasi.
2.
Kesadaran bahwa aspek manusia
merupakan subyek dan bukan obyek pembangunan.
3.
Banyak mengungkap kehidupan batin
religious dan cenderung mistis.
4.
Cerita dan pelukisan bersifat
alegoris atau parable.
5.
Perjuangan hak asasi kebebasan,
persamaan, pemerataan dan terhindar dari pencemaran teknologi modern.
6.
Kritik sosial terhadap si kuat yang
bertindak sewenang-wenang terhadap mereka yang lemah dan kritik terhadap
penyeleweng.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar